Psikologi Gestalt adalah suatu aliran psikologi yang mempelajari suatu gejala sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Data-data dalam psikologi gestalt disebut phenomena (gejala), sebab dalam suatu gejala terdapat dua unsur yakni objek dan arti. Objek adalah sesuatu yang dapat dideskripsikan setelah objek tersebut ditangkap oleh indra. Pada objek tersebut kita akan memberikan arti dan sekaligus kita mendapatkan suatu informasi dari objek tersebut. Orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap. Contohnya: Ketika kita sedang membaca koran, ada beberapa huruf yang terpotong-potong karena tinta hasil fotocopy yang kurang jelas. Namun, pada akhirnya kita dapat membaca tulisan tersebut dengan memperkirakan huruf apa saja yang tertulis. Berikut adalah prinsip-prinsip belajar Gestalt :
Belajar berdasarkan keseluruhan
Orang berusaha menghubungkan pelajaran yang satu dengan
pelajaran yang lainnya.
Belajar
adalah suatu proses perkembangan
Materi dari belajar baru dapat diterima dan dipahami
dengan baik apabila individu tersebut sudah cukup matang untuk menerimanya.
Kematangan dari individu dipengaruhi oleh pengalaman dan lingkungan individu tersebut.
Siswa
sebagai organisme keseluruhan
Dalam proses belajar, tidak hanya melibatkan intelektual
tetapi juga emosional dan fisik individu.
Terjadinya
transfer
Tujuan dari belajar adalah agar individu memiliki respon
yang tepat dalam suatu situasi tertentu. Apabila satu kemampuan dapat dikuasai
dengan baik maka dapat dipindahkan pada kemampuan lainnya.
Belajar
adalah reorganisasi pengalaman
Proses belajar terjadi ketika individu mengalami suatu
situasi baru. Dalam
menghadapinya, manusia menggunakan pengalaman yang
sebelumnya telah dimiliki.
Belajar
dengan insight
Dalam proses belajar, insight berperan untuk memahami
hubungan diantar unsur-unsur yang terkandung dalam suatu masalah.
Belajar
lebih berhasil bila berhubungan dengan minat, keinginan dan tujuan siswa
Hal ini tergantung kepada apa yang dibutuhkan individu
dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hasil dari belajar dapat dirasakan
manfaatnya.
Belajar
berlangsung terus-menerus
Belajar dapat diperoleh dari pengalaman-pengalaman yang
terjadi dalam kehidupan individu setiap waktu.
Belajar
berdasarkan pemahaman akan lebih dalam dan lebih dapat digeneralisasikan
ketimbang belajar yang hanya berdasarkan ingatan tanpa pemahaman. Agar
benar-benar belajar siswa harus melihat hakikat atau struktur dari problem dan
mereka harus melakukannya sendiri.
Contoh :
(1) Siswa
diperkenalkan dengan persegi panjang, dan diajari mnghitung luas
persegi panjang.
(2) Kemudian dia dihadapkan dengan jajaran
genjang. Ia diharapkan menghitung luas dari jajaran
genjang tersebut.
(3) Siswa yang tadinya mempelajari tentang
menghitung persegi panjang, ia menarik garis tegak
lurus sehingga membentuk segitiga. Kemudian
segitiga itu dipotong dan digabungkan kesisi sebelahnya sehingga
menjadi persegi. Ia menghitung luasnya dengan panjang kali
lebar. Siswa yang melakukan hal ini akan mampu memecahakan
berbagai problem dibandingkan siswa lainnya yang tidak tahu atau tidak memiliki
wawasan seperti ini.
Contoh lain: seorang anak baru saja belajar tentang
seorang tokoh yang bernama Scheuneun. Anak yang tahu bahwa konsonan “sch”,
vocal “eu” yang dibaca “oi” itu identik dengan bahasa Jerman, maka anak itu
akan mengetahui atau mengingat dengan baik tokoh tersebut dan darimana asalnya.
No comments:
Post a Comment