Wednesday, April 2, 2014

Efek Rumah Kaca


Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.
  

Penggambaran tentang pertukaran energi antara matahari (sumber), permukaan bumi, atmosfer bumi dan angkasa (tempat pelepasan). Kemampuan atmosfer untuk menangkap dan melepaskan energi merupakan karakteristik yang menentukan efek rumah kaca.

Efek rumah kaca disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak dan batu bara, atau bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.

Kenaikan suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat ekstrem. Akibat kenaikan tersebut, dapat menyebabkan terganggunya hutan dan ekosistem sehingga mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbondioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.
Mengurangi akibat dari efek rumah kaca :
-       Menanam pohon dan mereboisasi hutan.
-       Mengurangi penggunaan bahan bakar yang melepaskan karbondioksida.
-       Mengurangi polusi udara.
-       Membatasi penggunaan kertas.

 Mengapa Ketika Mendung, Udara Terasa Panas???

Mendung merupakan kumpulan uap dari air laut. Pada saat mendung, uap air yang berupa gas berubah menjadi zat cair. Pada proses ini menghasilkan kalor yang akan dikeluarkan ke udara. Mendung berada lebih rendah dari awan yang berwarna putih, maka semakin dekat mendung ke bumi udara panas akan semakin tinggi pula. Suhu dapat lebih tinggi bila sebelum mendung terjadi sinar matahari yang sangat terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.
Radiasi yang dipancarkan oleh matahari menuju ke bumi sebagian diserap oleh bumi dan sebagian lagi dipantulkan kembali ke luar angkasa. Radiasi matahari yang dipantulkan kembali berarti tidak masuk ke bumi dan hanya sampai ke lapisan atmosfer saja. Akan tetapi, sebagian radiasi matahari yang dipancarkan kembali ke luar angkasa (berupa gelombang panjang) itu terhalang oleh awan (mendung), sehingga radiasi matahari yang seharusnya menuju luar angkasa akan kembali menuju bumi sehingga udara pada saat itu terasa panas.
Itulah sebabnya ketika mendung udara terasa panas.

No comments:

Post a Comment